Jumat, 10 Juni 2011

Mahasiswa Rusia Dalami Studi Islam di RI

Sebanyak 27 mahasiswa muslim Rusia memperdalam studi keislaman di sejumlah perguruan tinggi Islam negeri di Indonesia, antara lain di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Seperti dikutip dari ANTARA, Sekretaris Kedua Fungsi Pensosbud KBRI Moskow Enjay Diana, Sabtu (11/6/2011), mengatakan, selain di dua universitas itu, mereka juga akan belajar di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dan Institut Perguruan Tinggi Ilmu Al-Quran (PTIQ) Jakarta. Para mahasiswa ini berasal dari berbagai wilayah Rusia yaitu Moskow, Kazan, Tatarstan, Grozny, Chechnya, dan Makhachkala, Dagestan. Mereka mengambil berbagai progam pendidikan baik sarjana (S-1) maupun master (S-2) dan doktor (S-3) pada berbagai jurusan atau spesialisasi, seperti syariah, ekonomi Islam dan tilawah.

Gelar Ganda Banyak Diminati

Meski perizinannya masih kontroversi, program sarjana bergelar ganda di sejumlah perguruan tinggi negeri dan swasta banyak diminati. Bahkan untuk membantu mahasiswa, sejumlah perguruan tinggi membantu mencarikan pinjaman lunak.
Daya tarik lain yang juga diincar mahasiswa, mereka yang ikut double degree bisa bekerja di luar negeri.

Belum Ada Sekolah Bertaraf Internasional Di Riau

Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Wardan, "di Riau belum ada yang namanya sekolah standard internasional. Baik itu SD, SMP maupun SMA".

"Yang ada baru rintisan sekolah bertaraf internasional atau RSBI. Belum ada SBI. Sebab kalau sudah SBI aktifitas di sekolah itu, semuanya menggunakan bahasa Inggris. Tidak hanya belajar bahasa Inggris tapi matematika dan lainnya juga bahasa Inggris. Itu yang perlu diperhatikan, jadi jangan salah memahami," kata Wardan.
Untuk menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI) kata Wardan, musti punya sarana dan prasarana yang lengkap. Sementara di Riau banyak sekolah yang kekurangan sarana dan prasarana. "Makanya kita baru RSBI, kita belum SBI, baru rintisan. Namun sudah ada upaya untuk SBI tapi masih lama dan perlu waktu," ungkap Wardan.
Sumber : posisi

ITB Targetkan 500 Hasil Risetnya Diterbitkan di Jurnal Internasional

Institut Teknologi Bandung (ITB) menargetkan sebanyak 500 hasil riset mahasiswa program starata tiganya (S3) bisa dipublikasikan di jurnal internasional pada tahun 2011.
"Tahun ini kita targetkan ada 500 riset jurnal internasional yang bisa dipublikasikan," kata Sekjen Ikatan Alumni ITB Prof Dr Freddy P Zen, pada Seminar Hasil Penelitian Program Hibah Riset Ikatan Alumni 2011, di Auditorium Campus Center Timur ITB Jalan Ganesha Kota Bandung, Jumat.

Freddy mengatakan, tahun lalu jumlah riset ITB yang berhasil dipublikasikan di jurnal internasional ada sebanyak 250 riset. "Tahun lalu ada 250 riset yang sudah tercapai dipublikasikan di jurnal internasional dan tahun sekarang dinaikkan jadi 500 riset," kata Freddy.

Tawaran S-2 untuk Pengawas Sekolah/Guru

Pengawas Sekolah dan atau guru/kepala sekolah masih punya kesempatan meraih beasiswa S-2 di Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Beasiswa ini diberikan kepada Pengawas Sekolah dan atau guru/kepala sekolah yang diproyeksikan menjadi pengawas sekolah pada jenjang pendidikan menengah (SMA/SMK/SMALB) untuk meningkatkan kualifikasi akademiknya.
Bagi yang berminat, peserta adalah pengawas atau calon pengawas (guru atau kepala sekolah/madrasah berstatus PNS, yang dibuktikan dengan fotokopi SK pengangkatan terakhir. Pelamar maksimal berusia 50 tahun pada Juni 2011 ini, sedangkan bagi calon pengawas berusia maksimal 48 tahun, dan sehat jasmani dan rohani.

Siswa Lebih Khawatirkan SNMPTN Ketimbang UN

Kekhawatiran siswa terhadap kelulusan di Ujian Nasional (UN) ternyata kalah oleh kekhawatiran mereka terhadap Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Mereka justru lebih banyak mengikuti pendalaman materi terkait soal-soal SNMPTN dibandingkan UN. Mereka berpendapat, bila soal-soal setara SNMPTN dapat dijawab, berarti soal-soal UN menjadi lebih mudah.

Dua orang siswa SMA Negeri 1 Depok, Nuryanda Akbar dan Mada Santihayu, mengaku tidak mengalami kekhawatiran yang berlebih dalam menghadapi UN. Mereka lebih banyak mengerjakan soal-soal untuk SNMPTN. "Karena soal-soal di SNMPTN itu lebih sulit dibandingkan soal-soal UN. Jadi kalau sudah menguasai dan bisa membaca soal-soal SNMPTN, maka lebih mudah pula mengerjakan soal-soal UN," ujar Mada yang disetujui oleh Nuryanda.

Ada Gladi Resik Nyontek Massal di UN SD

 Kasus contek massal saat ujian nasional (UN) 2011, tingkat Sekolah Dasar (SD), yang terjadi di SDN Gadel 2, Tandes, Surabaya diduga dilakukan secara sistematis.
 Kami merekomendasikan UN di SDN 2 Gadel tidak perlu diulang agar tidak merugikan murid dan orangtua, tapi kepsek, wali kelas dan guru F perlu mendapatkan sanksi administratif," kata anggota Tim Independen Pemkot Surabaya Prof Daniel M Rosyid di Surabaya, Minggu (5/6/2011).
Menurut dia, AL, siswa pintar di SDN itu yang mengerjakan jawaban soal untuk didistribusikan kepada rekan-rekannya, terpaksa memberikan contekan kepada teman-temannya, karena "perintah" dari oknum guru, bahkan sekolah itu sempat mengadakan "gladi resik" contek massal itu.